Makna dan Filosofi Nasi Kuning didalam Tradisi Nusantara

Sebagai orang Indonesia, udah jelas belum nih perihal arti dan filosofi nasi kuning yang sangat istimewa? Nasi khas Nusantara ini kerap disediakan terhadap hari-hari mutlak nan istimewa. Seperti contohnya di hajatan, kenduri, tasyakuran, hari ulang th. atau pernikahan, dan upacara adat. Dalam kebiasaan kuliner Nusantara, ternyata sebetulnya ada simbolisasi arti dan filosofi dari nasi kuning itu sendiri. Apa saja sih arti arti dan filosofi tersebut? Yuk review penjelasannya di bawah ini.
Makna dan Filosofi Nasi Kuning

Ada sebagian versi perihal arti dan filosofi nasi kuning. Tiap sumber dan latar belakang budaya memiliki langkah tersendiri memaknai nasi kuning ini. Nah, selanjutnya ikhtisar soal arti filosofi nasi kuning yang umum disuguhkan terhadap perayaan-perayaan istimewa Nasi Tumpeng Tangerang .

1. Warna Kuning Simbol Harapan Khusus
Warna kuning yang dihasilkan dari bumbu kunyit terhadap nasi ini, bukan asal-asalan pilih lho. Kuning sendiri menggambarkan sebuah harapan dan doa khusus yang sangat luhur. Dalam kebiasaan masyarakat Jawa, warna kuning melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Warna selanjutnya dipilih gara-gara serupa bersama perwujudan kepingan emas untuk simbol kekayaan ataupun warna padi yang dapat dipanen, sebagai simbol kemakmuran. Jadi harapannya, pihak yang menyelenggarakan kenduri atau tasyakuran selanjutnya dapat dilimpahi kemakmuran dan kesejahteraan. Sedikit tidak serupa bersama masyarakat pulau Dewata Bali. Warna kuning terhadap nasi mendapat simbolisasi sebagai perwujudan Mahadewa yang sangat sakral. Oleh gara-gara itu, warna kuning sangat umum dijadikan warna dominan didalam perayaan Hari Raya Kuningan masyarakat Hindu-Bali.

2. Perlambangan Gunung
Beberapa sumber peristiwa menyebutkan jikalau nasi kuning udah ada sejak zaman munculnya kerajaan Hindu di tanah Jawa. Itu artinya makanan ini udah dikenal masyarakat sejak ratusan th. yang lalu. Agama Hindu Nusantara yakin jikalau daerah pegunungan adalah lokasi yang jadi daerah tinggalnya para dewa dewi dan sang hyang, supaya disebut terhitung parahyangan. Masyarakat Hindu membawa dampak nasi berwarna kuning sebagai simbol Mahadewa, dan dibentuk kerucut simbolisasi gunung. Hal selanjutnya digunakan untuk mengungkap rasa menerima kasih dan untuk memohon keselamatan kepada dewa dewi.
3. Bentuk Tumpeng Lambang Pengharapan
Nasi Kuning untuk perayaan sebetulnya sama juga bersama dibentuk kerucut yang disebut tumpeng. Nah, tumpeng sendiri sebagai simbolisasi gunung daerah para dewa, terhitung merupakan wujud doa pengharapan baik. Dirangkum dari Good News From Indonesia dan Etnis, orang Jawa condong bahagia melacak keselarasan pada penamaan suatu benda bersama peristiwa atau filosofi tertentu. Tumpeng pun artinya “tumapaking panguripan-tumindak lempeng-tumuju pangeran”. Artinya, tertatanya hidup, berjalan lurus kepada Tuhan. Namun, ada terhitung yang menyebutkan “yen metu mesti mempeng” yang artinya jikalau keluar, haruslah bersama semangat. Makna “metu” di sini merupakan gambaran manusia yang terlahir atau muncul dari rahim ibunya. Tapi sanggup terhitung muncul dari rumah untuk melacak nafkah. Jadi, nasi kuning yang berwujud tumpeng adalah simbol rasa syukur manusia atas berkat dan karunia Tuhan. Tumpeng terhitung dihadirkan untuk menyelaraskan eksistensi jagat cilik dan jagat ageng (mikrokosmos dan makrokosmos). Nasinya sendiri udah merupakan simbol Dewi Sri yang melambangkan kemakmuran.

4. Lauk Pauk Nasi Kuning Mengandung Filosofi Tersendiri
Nasi kuning untuk tumpeng terhitung ditambah bersama aneka lauk pauk. Nah, lauk pauknya ini pun mengandung banyak filosofi mutlak lho. Contohnya, disediakan lauk telur yang dimaknai sebagai simbolisasi permulaan sebuah kehidupan. Ada terhitung yang menyajikan telurnya bersama direbus bukan didadar atau mata sapi, serta tetap lengkap belum dikupas cangkangnya. Telur rebus didalam cangkang memiliki filosofi dapat sebuah etos kerja, bahwa suatu hal yang ditunaikan mesti bersama cermat (mengupas telur) untuk mancapai hasil yang maksimal. Sayuran urap yang melambangkan urip iku urup (saling menerangi sesama), gara-gara terdiri dari bervariasi style sayur. Sayurannya sendiri di pada kangkung yang artinya jinangkung (melindungi), bayam (ayem tentrem), tauge sebagai simbol tumbuhnya kehidupan. Gak lupa kacang panjang sebagai simbolisasi berpikir jauh ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *